Search

Senin, 21 April 2014

Tari Buku oleh 1.000 Pelajar Surabaya Cetak Rekor Muri

 Minggu, 20 April 2014 | 15:40 WIB
 
                                                 KOMPAS.com/Achmad Faizal

SURABAYA, KOMPAS.com - Museum Rekor Indonesia (Muri) memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kota Surabaya yang menggelar Tari Buku yang diikuti 1.000 pelajar.

Tari buku tersebut digelar untuk memperingati Hari Buku yang jatuh setiap tanggal 23 April. Tari buku yang diikuti 1.022 penari dari kalangan pelajar kelas 4 dan 5 sekolah dasar se-Kota Surabaya itu digelar di Balai Kota Surabaya, Minggu (20/4/2014).

Dengan memakai kostum berbagai warna, para pelajar tersebut menari dengan membawa kertas yang menyerupai bentuk buku. Penghargaan rekor Muri yang ke-6437 itu diberikan langsung oleh Manajer Muri, Sri Widayati, kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Dalam kesempatan itu, juga diberikan sumbangan 2.000 buku dari Perpustakaan Nasional.

"Kegiatan kali ini cukup strategis, karena mendorong kesenangan masyarakat dalam membaca buku, di tengah gencarnya budaya membaca buku melalui internet," kata Sri Widayati.

Penghargaan Rekor Muri untuk Pemkot Surabaya adalah yang kesekian kalinya diberikan. Sebelumnya, Pemkot Surabaya juga pernah meraih berbabgai Rekor Muri, termasuk rekor menutup 13 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk membangun taman kota.


Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal
Editor : Farid Assifa

Kamis, 03 April 2014

Majalah Papyrus edisi XVIII

 Alhamdulilah Papyrus edisi XVIII sudah terbit. Bisa di order,hubungi Lukman Hakim (PSTP 2011) 085655215134. Terima kasih. ^_^

















Semoga bermanfaat informasi yang ada di dalam majalah papyrus edisi XVIII bagi semua pembaca.

7 Perpustakaan Terindah di Dunia: Perpustakaan Modern Mirip Pesawat Luar Angkasa

  Perpustakaan ini terkenal sebagai salah satu yang modern di dunia. Ketika melihat bangunan ini pertama kali, nampak mirip sebuah pesawat luar angkasa. Bangunan ini dibuat melalui tangan kreatif seorang arsitek bernama William Pereira. Bangunan ini dirancang pada 1970 dan sempat dijadikan latar film sci-fi, cerita pendek, serta novel.

  Perpustakaan ini berisi bahan bahan serta layanan yang terkait dengan seni, studi wilayah, teknik, humaniora, ilmu kelautan, fisika, serta ilmu sosial. Perpustakaan ini juga berisi tentang karya dari Dr Seuss yang berupa sketsa, notebook, draft naskah, buku, audip dan video bahkan memorabilia. Ada pula kegiatan ketika ia masih muda hingga kematiannya pada 1991.

  Perpustakaan ini dibangun memang untuk menghormati Dr Seuss. Ia merupakan seorang pengarang dan kartunis Amerika yang paling dikenal dengan karya buku anak-anaknya. Perpustakaan pertama kali dibuka pada 1970, dan dinamakan sebagai perpustakaan Geisel pada 1995.
  
Untuk lebih lengkapnya melihat gambar 7 perpustakaan bisa langsung mengakses di sumber website :http://travel.okezone.com/read/2014/04/01/544/963821/perpustakaan-modern-mirip-pesawat-luar-angkasa

Perpustakaan Daerah Hulu Sungai Tengah Ramai Dikunjungi

  BARABAI – Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah di Jalan Bhakti Barabai Kabupaten HST yang berdiri resmi sejak Desember 2008 semakin berbenah diri dengan terlihatnya jumlah pengunjung yang semakin hari semakin meningkat hingga saat ini.
Kepala Perpustakaan Daerah HST, H Zamhasari menjelaskan pelayanan terbaru yang dilakukan adalah membawa mobil perpustakaan ke Lapangan Dwi Warna yang merupakan pusat olahraga pagi baik lari pagi ataupun jalan santai yang dijadwalkan tiap hari Minggu pagi, dimana pada hari Minggu membludak  warga yang datang ke sana.
Kasih Pengembangan Perpustakaan Zainurrahmi menambahkan kegiatan yang ada saat ini bersifat pelayanan, pengembangan dan arsip daerah, hadirnya mobil perpustakaan disambut antusias oleh masyarakat yang sedang berolahraga pagi itu.

  Pelayanan berupa pelayanan kantor Perpusatakaan Daerah HST dan pelayanan Perpustakaan mobil keliling, sedangkan pengembangan terdiri dari Perpustakaan Desa, bercerita anak TK, lomba bercerita tingkat
SD/SMP/SMA, lomba perpustakaan desa, dan kelompok kerja pustakawan.
“Program unggulan perpustakaan yang dilaksanakan setiap minggu pada hari kamis adalah mendongeng untuk anak TK yang tujuannya adalah mengenalkan pada anak usia dini nilai nilai budaya luhur disamping menambah ilmu dan menumbuhkan minat baca pada anak TK,”katanya.
Mendongeng dilakukan dengan sebelumnya mengundang dua sekolah TK di tiap kecamatan pada hari Kamis untuk berkunjung ke Perpustakaan  selain diundang mereka disiapkan untuk mereka uang transport dan makanan ringan.

   Petugas Pendongeng Rahmiati  mendongeng “Bawang merah dan bawang putih “, tampak anak-anak TK duduk manis sambil ditemani  gurunya kelihatan mereka antusias dan senang hati apalagi setelahnya mendapat makanan ringan.
Saat ini, di Perpustakaan HST tersedia 16.000 buku terdiri dari  koleksi umum dan referen, dengan jumlah pengunjung 1.200 orang, menjadi pengunjung terbanyak  perpustakaan dan arsip daerah se Kalimantan Selatan sekaligus sebuah prestasi yang patut syukuri wujud meningkatnya minat baca dan kesadaran warga untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.
Dari 16.000 buku  terdiri dari  buku  agama, sosial, karya umum, fiksi, politik, bahasa, pertanian, teknologi, majalah, surat kabar bahkan  tersedia fasilitas internet hot spot area  yang dapat diakses gratis dan kecepatan aksesnya lumayan bagus di sini.

   Pengunjung Raziah Mariani  mengungkapkan merasakan banyak manfaat yang ia peroleh selama menjadi anggota perpustakaan,selain meminjam dan membaca buku,majalah,koran gratis ia merasa sangat terbantu.
“Adanya perpustakaan sangat berperan karena sinilah ia bisa belajar mengembangkan wirausaha kuenya,  mendapat banyak ilmu kewirausahaan dan inspirasi mengembangkan usahanya dari pengetahuan yang didapat dengan membaca dan berselancar internet di perpustakaan daerah,”ujarnya.

 Untuk lebih lengkapnya bisa langsung mengakses di sumber website :http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/Hulu%20Sungai%20Tengah/25144

7 Perpustakaan Terindah di Dunia: Perpustakaan ‘Terbungkus’ Jaring Baja, 2 Juta Turis pun Terpukau

 Seattle Centre Library adalah perpustakaan unggulan dari sistem Seattle Public Library. Bangunan ini memiliki ketinggian sekira 56 meter yang sebagian besar terbuat dari kaca serta baja. Perpustakaan ini dibangun oleh seorang insinyur struktural. Bangunannya kini dapat menampung sekira 1,45 juta buku, lantai basement untuk menampung 143 kendaraan, dan sebanyak 400 komputer dapat diakses secara gratis oleh pengunjung.
  
  Lebih dari 2 juta pengunjung datang perpustakaan unik ini setiap tahunnya. Wisata arsitektur di kawasan ini sudah mulai dari 5 Juni 2006 silam. Dan pada 2007, bangunan ini terdaftar sebagai bangunan dengan struktur terfavorit di Amerika Serikat. Untuk memanjakan pengunjung yang datang, perpustakaan ini juga dilengkapi dengan berbagai pameran seni yang cukup mengesankan.

Bukan hanya itu, pengunjung juga dapat mampir ke keranjang coklat untuk minum kopi panas seraya menelusuri toko souvenir kapan saja. Perpustakaan ini juga memberikan layanan tur gratis kepada pengunjung yang akan melihat-lihat isi dari perpustakaan, baik individual maupun kelompok.
 
Untuk lebih lengkapnya melihat gambar 7 perpustakaan bisa langsung mengakses di sumber website : http://travel.okezone.com/read/2014/04/01/544/963815/perpustakaan-terbungkus-jaring-baja-2-juta-turis-pun-terpukau

7 Perpustakaan Terindah di Dunia Perpustakaan: Bak Rumah Pohon Tawarkan Ruang Baca Pribadi.

  Perpustakaan Umum Bishan terletak di Kota Bishan, Singapura. Bangunan sederhana namun canggih ini dirancang secara istimewa layaknya bangunan yang berada di tengah kota, namun tetap hijau bak seperti rumah pohon. Metafora ini merupakan konsep pembangunan gedung untuk menciptakan lingkungan belajar sekaligus bermain.

  Penggunaan skylight teralis dan kaca dapat berubah warna pada siang hari, dan mendistribusikan cahaya yang masuk melalui dedaunan pada pohon di sekitarnya. Polong warna-warni ini saling menonjol dari salah satu sisi bangunan di dalam perpustakaan. Polong-polong ini ternyata menawarkan ruang pribadi bagi pengunjung untuk membaca buku. Tempat ini seringkali dijadikan tempat untuk mengadakan seminar maupun acara pendidikan lainnya.

Perpustakaan ini juga dilengkapi dengan ruang bawah tanah untuk meredam kebisingan anak-anak yang sedang bermain di ruang main mereka. Hal ini dilakukan agar pembaca tak merasa terganggu dengan kebisingan tersebut dan tetap fokus pada bacaan mereka.

Untuk lebih lengkapnya melihat gambar 7 perpustakaan bisa langsung mengakses di sumber website : http://travel.okezone.com/read/2014/04/02/544/964386/perpustakaan-bak-rumah-pohon-tawarkan-ruang-baca-pribadi

Senin, 06 Januari 2014

Sudah Ada Ide Bikin Rak Buku? Contoh Para Pesohor Ini!






KOMPAS.com - Para pesohor dunia, seperti John Mayer, Ellen DeGeneres, dan nama-nama besar lainnya ternyata gemar membaca buku. Mereka tidak hanya menikmati kegiatan bersantai bersama sebuah bacaan menarik, namun juga secara khusus membuat ruang membaca milik mereka agar tampak begitu apik.

Mungkin, Anda bisa terinspirasi dengan kegemaran mereka itu. Berikut ini lima tips sederhana dari para pesohor untuk mengatur rak buku dan ruang membaca di rumah Anda.

Elle Decor menampilkan ruang membaca apik milik Candace Bushnell, penulis Sex and the City, dalam apartemen di Manhattan miliknya. Bushnell mengatur ruang membaca, beserta isi rak bukunya dengan nuansa warna merah muda. Bushnell menyisipkan cukup banyak buku berwarna merah muda pada rak bukunya, dan mengisi ruang membaca dengan beberapa tempat duduk berwarna merah muda yang lembut.

Rak buku yang terkesan lebih hangat dan alami berada di rumah perkebunan milik Portia de Rossi dan Ellen DeGeneres. Rak buku yang terbuat dari lembaran kayu "terbelah" oleh perapian batu berwarna abu-abu.

Di antara buku, de Rossi dan DeGeneres memajang hiasan-hiasan patung kayu dan lukisan. Tidak jauh dari rak tersebut, mereka menempatkan sofa besar berwarna putih yang tampak sangat nyaman dan sebuah kursi kulit berwarna coklat.

Inspirasi penataan rak buku ketiga datang dari penulis lagu dan penyanyi John Mayer. Di rumahnya, sebuah apartemen di Manhattan, Mayer memberikan penataan yang begitu santai tanpa bersusah payah.

Rak bukunya berwarna putih, sama seperti dinding. Rak tersebut bersanding dengan lantai kayu yang tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap.

Namun, Mayer tampaknya tidak seperti Bushnell yang memikirkan warna buku apa yang ingin dia pajang. Namun, Anda tetap bisa melihat pola di sana. Mayer memajang lukisan berlatar belakang oranye pada rak buku, kemudian menggunakan lampion dan bunga-bunga berwarna oranye di meja makan, tidak jauh dari rak buku.

Rak buku selanjutnya milik desainer fesyen Mark Badgley dan James Mischka. Rak buku milik Badgley dan Mischka berisi buku-buku resep. Maka itu, mereka tidak ragu menaruhnya di dapur. Mark Badgley dan James Mischka sengaja mengelompokkan buku berdasarkan warna sampulnya.

Tidak semua orang menggunakan rak buku untuk menyimpan buku. Sebagian orang lainnya menggunakan rak tersebut untuk memajang berbagai hiasan, kenang-kenangan, atau cenderamata. Rak milik aktris Ali Wentworth dan pembaca berita George Stephanopoulos di Washington, D.C. tidak hanya berisi buku, namun juga berbagai pernak-pernik khas laut, seperti kerang. Hiasan ini "dilanjutkan" kembali ke atas perapian dan meja kopi yang berada tidak jauh dari rak tersebut.

Penulis : Tabita Diela | Jumat, 27 Desember 2013 | 19:36 WIB

Sumber: www.elledecor.com

Implementasikan Bacaan dalam Pekerjaan


 Reyna Usman, Direktur Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kemnakertrans

Reyna Usman, Direktur Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kemnakertrans (sumber: Istimewa).
Kegemaran membaca buku, terutama yang berkaitan dengan filosofi kehidupan dan kemanusiaan, bukan lagi sekadar pengisi waktu luang bagi Direktur Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kemnakertrans, Reyna Usman. Dari koleksi bukunya yang berjumlah ratusan itu, dia banyak mengambil nilai-nilai dan pelajaran yang diimplementasikan dalam pekerjaannya sehari-hari.
”Saya suka membaca hal-hal yang berkaitan dengan filosofi dan bermakna bagi perkembangan perabadan manusia,” jelas Reyna di Jakarta, belum lama ini.
Hobi tersebut ia sukai sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. ”Saya memang sarjana elektro, tapi sejak SMA saya lebih suka membaca buku tentang manusia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, buku pertama yang dibaca dan teringat sampai sekarang adalah tentang manusia pada saat pertama dilahirkan memiliki kepribadian tidak jauh berbeda dengan binatang. “Saat lahir, jika di sekitarnya justru banyak binatang, contohlah seperti binatang melata, ia juga akan melata dan bahkan tidak mampu berdiri selayaknya manusia,” jelasnya. Sayang, Reyna lupa judul dan nama pengarang buku tersebut.
Lepas dari buku pertama itu, Reyna memiliki sejumlah buku lain. Tercatat, sudah lebih dari 100 judul buku yang dimilikinya, didominasi tentang filosofi manusia. ”Untuk satu tempat saja bisa ada 40-50 buah judul buku. Belum yang di kantor dan rumah yang lain,” katanya sembari menunjukkan rumahnya yang belum banyak diisi barang lantaran baru pindah.
Menariknya, buku-buku tersebut juga ada yang ia dapatkan langsung dari luar negeri, seperti hadiah atau saat ia menitipkan langsung untuk dibelikan seorang kawan yang hendak bepergian ke luar negeri. “Belum lama ini, saya mendapatkan sebuah buku menarik dari seorang teman yang kebetulan baru datang dari Taiwan. Setelah di-translate ke bahasa Indonesia, buku tersebut ternyata menarik sekali. Ceritanya tentang bagaimana membuat seseorang tertarik menjadi wirausaha atau entrepreneur. Kan di Indonesia juga banyak orang-orang yang kreatif, sehingga saya pikir buku tersebut cocok untuk diterapkan di sini,” tuturnya.
Tak hanya buku-buku karya pengarang luar negeri, Reyna juga mencermati buku-buku dalam negeri yang saat ini sudah mendapat perhatian khusus masyarakat Tanah Air. “Buktinya, banyak juga buku-buku yang diadopsi oleh sejumlah produser film dan dijadikan film-film layar lebar. Saya pikir itu apresiasi yang sangat bagus,” katanya.
Aplikasi Kerja
Berkenaan dengan materi buku tentang filosofi manusia yang biasa ia baca, ternyata perempuan yang biasa menjadi dosen tamu di salah satu universitas ternama di Jakarta ini mengaku kerap mengimplementasikannya ke pekerjaan yang biasa ia jalani. Implementasi tersebut berupa proses dan cara kerja yang baik, sehingga benar-benar bisa dijalani dengan mudah.
Contohnya, ia menerapkan penempatan kerja di daerah yang dinamakan antar-kerja antar-daerah (AKAD). “Filosofi manusia adalah berproses. Dalam proses tersebut, manusia rela meninggalkan wilayahnya sementara waktu guna mencari penghasilan di daerah lain. Namun, hal tersebut sejalan dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja itu sendiri,” terang perempuan yang kerap menjadi pembicara dalam berbagai acara berkenaan dengan masalah ketenagakerjaan ini.
Selama menjalani kegiatan tersebut, ternyata dalam kenyataan, menurut Reyna, sangat sesuai dengan apa yang diharapkannya. “Hal ini sepertinya sangat melengkapi satu daerah dengan daerah yang lain. Dengan kata lain, proses manusia untuk hidup selayaknya, bisa berjalan,” imbuhnya.
Ia juga mencontohkan, ketika suatu daerah memiliki sumber daya alam, tapi tidak memiliki sumber daya manusia, sehingga bisa dicari di tempat lain yang tersedia. "Semuanya itu teratur dengan baik selama ini. Bahkan, dengan adanya program tersebut, ada penurunan tingkat pengangguran yang cukup signifikan dalam tiga tahun belakangan ini,” tutur Reyna.
Karena hal itulah, dia berharap bisa meneruskan hobinya membaca buku-buku tentang filosofi manusia. ”Mungkin akan ada pemikiran-pemikiran terbaru yang bisa diterapkan dalam pekerjaan saya,” ucapnya.
Penulis: ES/AB
Sumber:Investor Daily

Menata Perpustakaan Di kamar Mandi


 detail berita
JAKARTA - Kamar mandi bisa dikatakan sebagai salah satu ruang pribadi yang ada di rumah. Di kamar mandi kita bisa melakukan apa saja. Berpikir, bernyanyi ataupun sekedar berendam dan relaksasi di dalam bak mandi.

Namun, bagi Anda yang mempunyai hobi membaca mengapa tidak mencoba memindahkan beberapa buku favorit Anda ke kamar mandi? Dengan begitu kegiatan mandi Anda akan jauh lebih menyenangkan.

Dilansir dari Interiorholic, Selasa (31/12/2013), menata perpustakaan di kamar mandi memang mesti hati-hati. Salah-salah buku kesayangan Anda bisa rusak karena basah.

Untuk menata perpustakaan pribadi di kamar mandi membutuhkan ventilasi yang baik. Ventilasi ini berguna untuk membersihkan udara lembab yang bisa merusak buku. Di kamar mandi, buku juga membutuhkan unit penyimpanan yang estetis.

Bak mandi bisa Anda jadikan sebagai rak buku. Ruang kosong didinding juga dapat Anda jadikan sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat mandi Anda. Satu hal yang penting, jika ingin membuat perpustakaan di kamar mandi pastikan suhunya tetap terjaga, dan jangan sampai lembab. (wdi)

Meutia Febrina Anugrah-okezone.

sumber:  http://property.okezone.com/read/2013/12/31/472/920004/menata-perpustakaan-di-kamar-mandi

Rabu, 28 Agustus 2013

PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013

 Jakarta, Perpustakaan Nasional kembali menyelenggarakan pemilihan Pustakawan Berprestasi Terbaik tingkat Nasional (14-19/8) di Hotel Aryaduta-Jakarta. Kepala Perpustakaan Nasional Sri Sularsih membuka acara tersebut didampingi Deputi Bidang Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Welmin Sunyi Ariningsih dan Sekretaris Utama Dedi Junaedi serta dihadiri oleh Pejabat Struktural dan Fungsional, Dewan Juri, Pustakawan utusan atau perwakilan dari Provinsi.

 Kepala Pusat Pengembangan Pustakawan Widiyanto sebagai ketua panitia penyelenggara menyampaikan laporannya bahwa pemilihan pustakawan berprestasi terbaik merupakan kegiatan rutin yang dimulai sejak tahun 2006. Kegiatan tersebut merupakan salah satu sarana pembinaan pustakawan dan merupakan salah satu upaya untuk memberikan apresiasi terhadap prestasi pustakawan serta pencitraan yang baik bagi profesi pustakawan. Namun Widiyanto juga menyampaikan kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut karena terdapat beberapa daerah provinsi belum memberikan ruang yang baik untuk mengembangkan perpustakaan dan kepustakawanan. Selanjutnya, Widiyanto menjabarkan acara pemilihan pustakawan berprestasi terbaik diawali dengan pembukaan yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa materi, yaitu tes kognitif kemudian dilanjutkan dengan tes wawancara dan presentasi serta penilaian dari penulisan makalah oleh pihak-pihak peserta.

 Kepala Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih berkesempatan membuka acara tersebut. Sri Sularsih mengatakan keberhasilan perpustakaan tidak terlepas dari sumber daya manusia yang baik terutama para pustakawannya. Kaperpusnas juga menyampaikan bahwa Perpustakaan Nasional melakukan berbagai upaya pembinaan, pelatihan dan sebagainya. Menurut Sri Sularsih kegiatan pemilihan pustakawan berprestasi terbaik tingkat nasional merupakan salah satu upaya untuk memberikan motivasi kepada seluruh pengelola perpustakaan agar melakukan yang terbaik dalam mengelola perpustakaan dan memberikan informasi kepada masyarakat. Tuntutan perkembangan perpustakaan cukup besar agar bersaing dengan media lain dalam penelusuran informasi. “Oleh karena itu, profesionalitas pustakawan dalam mengelola, mengembangkan dan memberikan layanan merupakan penentu keberhasilan perpustakaan”, tutupnya.

http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2013/08/14/pemilihan-pustakawan-berprestasi-terbaik-tingkat-nasional-tahun-2013/
sumber: pnri.go.id

Pustakawan Sekolah SeDunia Gelar Konferensi di Bali

 Jakarta – Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (Atpusi) bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Konferensi Kepustakawanan Sekolah Tingkat Internasional (International Association of School Librarianship/IASL Conference) 2013 pada 26-30 Agustus di Sanur, Bali. Sebanyak 300 pustakawan sekolah dari berbagai belahan dunia akan menghadiri konferensi tersebut. Mereka akan berbagi pengetahuan dan keterampilan selama lima hari dalam kelas presentasi karya ilmiah, workshop, dan seminar.

 President International Federation Library Association (IFLA), Sinikka Sipila, dipastikan hadir sebagai pembicara utama. Beberapa ahli kepustakawanan tingkat internasional, seperti Putu Pendit, Rachael Hodgson, dan Barbara Stripling, juga tampil sebagai pembicara dalam konferensi.
Beberapa penulis Indonesia juga akan hadir meramaikan acara ini dalam program “Morning Tea with Authors”,  di antaranya Ahmad Fuadi (penulis buku Negeri Lima Menara), Clara Ng (penulis buku anak dan remaja), I Made Taro (penulis buku anak), dan Darwis. Peserta juga akan diajak mengunjungi beberapa perpustakaan sekolah di Bali, yani di SMA 4, SMP 7, Sekolah Saraswati, Sekolah Dyatmika, SMK 3, dan SMP 1.

 Konferensi kali ini merupakan konferensi tahunan ke-42 yang diselenggarakan IASL, sekaligus ulang tahun ke-17 Forum Riset Kepustakawanan Sekolah Internasional. Tema yang diangkat dalam IASL 2013 Conference adalah “Enhancing Student Life Skills through the School Library”.
Tema itu dipilih sesuai dengan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam bidang pendidikan, khususnya tentang penerapan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Visi Kurikulum 2013 adalah menyiapkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

 Keterampilan hidup (life skill) adalah salah satu kompetensi penting yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013, yang harus dimiliki siswa di Indonesia. Konferensi ini diharapkan mendorong peran perpustakaan sekolah dalam pengembangan keterampilan hidup siswa melalui program-program dan layanan-layanannya.
Informasi lengkap mengenai IASL 2013 Conference dapat dilihat di http://www.iasl2013.org atau dengan mengirim email ke iasl2013@atpusi.or.id.

http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2013/08/23/pustakawan-sekolah-sedunia-gelar-konferensi-di-bali/
Sumber: beritasatu.com

4 Penulis Kenamaan Indonesia Ramaikan Konferensi Pustakawan Sekolah Dunia Di Bali

 JAKARTA – Sejumlah novelis dan pengarang kenamaan Indonesia, bakal menghadiri International Association of School Librarianship (IASL) 2013 di Bali, Senin (26/8/2013) besok.
Novelis dan pengarang yang dimaksud ialah Ahmad Fuadi, penulis buku Negeri Lima Menara; Clara Ng, penulis fiksi yang produktif untuk dewasa dan kanak-kanak; dan I Made Taro, penulis buku anak.
“Penulis lain seperti Darwis juga akan ikut meramaikan IASL 2013. Mereka, akan mengisi program Morning Tea with Author,” kata anggota panitia penyelenggara IASL 2013 Confrence Mudin Em, Minggu (25/8/2013).

 Dalam acara itu, para penulis bakal saling berbagi kepada peserta tentang pengetahuan dan keterampilan dalam kelas presentasi karya ilmiah, workshop, dan seminar.
“Peserta juga akan diajak mengunjungi beberapa perpustakaan sekolah di Bali. Di antaranya ialah perpustakaan sekolah   SMA 4, SMP 7, Sekolah Saraswati, Sekolah Dyatmika, SMK 3, dan SMP 1,” kata Mudin Em.

 IASL 2013, merupakan kali ke-42 diberlangsungkannya konferensi tahunan tersebut. Konferensi  ini juga, digelar bertepatan dengan ulang tahun ke-17 Forum Riset Kepustakawanan Sekolah Internasional.

http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2013/08/25/4-penulis-kenamaan-indonesia-ramaikan-konferensi-pustakawan-dunia/
Sumber: tribunnews.com

Selasa, 27 Agustus 2013

Reading Room: Mau Baca Buku atau Makan, Silakan.

Ada ruang baca bernama Reading Room: Mau Baca Buku atau Makan, Silakan.















 Mau makan di tempat yang cozy sekaligus bisa bertukar pikiran dengan para sahabat?
Saran kami, langsung saja meluncur ke Reading Room yang berada di kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan. Resto dengan design interior seperti perpustakaan ini belum lama dibuka, namun tempat ini tidak pernah sepi pengunjung. Konsep yang di usung Reading Room, tidak jauh dari campur tangan pemiliknya, yaitu sutradara sekaligus penulis novel Richard Oh.

 Reading Room selalu ramai pengunjung di setiap harinya, mulai dari anak muda sampai pekerja kantoran sering mengahabiskan waktu di sini. Bukan hanya sekedar makan dan minum, para pengunjung dapat di manjakan dengan koleksi ratusan buku yang ada di sana. Seperti salah satu pengunjung Reading Room yang datang sendiri untuk sekedar makan siang sekaligus membaca buku. “Saya sering menghabiskan waktu sendiri di Reading Room, karena disini sangat cozy serta fasilitas buku-buku bagus yang dapat dibaca di sini,” ujar Hammar (23) seorang mahasiswa.

 Keunikan Reading Room terletak pada konsep yang sesuai dengan namanya, yaitu Reading Room yang artinya ruang baca. Interior designnya dibuat seperti ruangan membaca yang nyaman dan di dalamnya terdapat rak unik yang dipenuhi buku-buku bacaan. Buku-buku tersebut d jadikan fasilitas dan dapat dibaca oleh para pengunjung, yang hanya dapat dibaca di tempat saja. Reading Room memiliki dua lantai, dilantai pertama untuk no smoking area sedangkan di lantai 2 adalah smoking area.

 Selagi kita berbincang dan membaca buku, terasa kurang rasanya apabila tidak icip-icip menu yang ada di Reading Room. Di sini Anda akan dimanjakan dengan berbagai menu lezat khas Reading Room. Anda dapat mencicipi nasi goreng yang lengkap dengan sayuran, telur, dan ayam (Rp 35.000), Ice cappucino (Rp 35.000), ice tea dengan sensasi papermint (Rp 15.000) serta manisnya strawberry world (Rp 30.000) dan menu lainnya yang tidak kalah nikmatnya.

 Banyak hal kita dapat di Reading Room. Selain dapat mengenyangkan perut, dan berkumpul bersama sahabat kita juga dapat menambah pengetahuan dengan membacai buku. Ya, bukankah membaca adalah jendela ilmu?

 http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2013/01/05/reading-room-mau-baca-buku-atau-makan-silakan/
 Sumber: tabloidbintang.com

Senin, 26 Agustus 2013

Mengajak Anak Laki-laki Menyukai Buku

  Lisa penulis buku tentang pengasuhan, pernah menganjurkan supaya tidak kerap memuji anak perempuan dengan kata-kata “cantik”. Ini ditujukan agar mereka tidak melulu memberi perhatian pada penampilan, tetapi juga kepintaran. Lalu, bagaimana bila berhadapan dengan anak laki-laki?
Tentunya dalam keseharian kita kerap bertemu dengan anak laki-laki, usia 10 sampai 15 tahun yang aktif. Mereka menyukai olahraga, atau bermain game internet. Jarang sekali mereka memegang buku atau membaca majalah anak-anak.

 Suatu kali Lisa juga pernah mengalaminya, saat ia bertemu Oliver, yang berusia 12 tahun. Dia sangat  mahir main skateboard dan menari. Tetapi Lisa tidak buru-buru memuji, melainkan bertanya mengenai buku favoritnya. Oliver menjawab tidak tahu dan memandang jauh. Dia membaca hanya bila perlu saja. Bila malam tiba, dia akan lebih sibuk dengan gadget daripada buku.
“Saya baca buku kalau tidak ada kegiatan lain, tidak bisa main game, atau kumpul bareng teman,” jawab Oliver lugas.

 Apakah anak laki-laki melihat aktivitas membaca lebih feminin? Lisa pernah melakukan wawancara pada sejumlah anak dan mendapati sebagian dari mereka berpendapat demikian. Sementara, orangtua juga kerap mendorong anak perempuan untuk membaca, dan tidak demikian pada anak laki-laki.
Keadaan tersebut makin diperparah dengan adanya stereotip budaya yang beranggapan bahwa anak laki-laki lebih baik berolahraga dan menyukai aktivitas luar rumah. Oliver pun berpikir demikian. Kata dia, saat membaca, seorang anak akan duduk dengan manis. Perempuan bisa saja begitu, tetapi anak laki-laki lebih baik bergerak, melakukan sesuatu.

 Tak mengherankan kemudian kalau perempuan lebih cepat matang dan dewasa dibanding anak laki ketika beranjak dewasa. Namun, bukankah membaca buku mestinya tidak dibatasi oleh karena dia perempuan atau laki-laki?
Anak laki-laki hari ini mestinya tidak hanya jago basket atau game, tapi juga gemar membaca buku. Sayangnya, bila kita melihat lagi ke dalam rumah atau keluarga, peran ayah dan ibu pun sebenarnya sudah membuat stereotip betapa anak laki tidak perlu menyukai buku. Misalkan saat membaca dongeng sebelum tidur. Ibulah yang berperan, sementara ayah mengajak anak laki-laki bermain bola.

 Sementara di sekolah, guru perempuan mengajari bahasa dan membaca buku, sementara guru pria umumnya menjadi guru olahraga. Buku anak-anak kerap menggambarkan, kalau yang perempuan memegang buku, anak laki-laki lebih banyak beraktivitas.
Saat anak berulang tahun, kita kerap memberi hadiah buku pada anak perempuan, dan mainan atau gadget buat anak laki-laki. Ini semua sudah memberi pesan yang kemudian diterima dan dianggap lumrah. Anak perempuan membaca, sementara anak laki-laki tidak.

 Semua hal di atas membuat anak laki-laki berjarak dengan buku. Sementara diketahui sebagian besar dari mereka kemudian ada yang putus sekolah, atau sama sekali tidak mau membaca. Perkembangan teknologi juga membuat akses hiburan lebih mudah dan makin membuat mereka jauh dari buku.
Maka, ada hal-hal yang perlu dilakukan. Pertama, buatlah rumah menjadi surga baca. Tidak hanya ibu yang suka membaca, tapi juga ayah. Kedua orangtua menjadi role model untuk anak dalam membaca, yang menggambarkan betapa membaca itu aktivitas yang menyenangkan.

 Kedua, bisa menyarankan pada guru dan penjaga pustaka untuk juga kerap mengajak anak laki-laki membaca buku.  Ketiga, ajak mereka lebih sering ke pustaka, toko buku, dan festival buku bacaan. Sekiranya ada diskusi buku atau pengarang terkenal menggelar peluncuran buku, Anda juga bisa mengajak anak untuk memberinya lebih banyak masukan.
Terakhir, taruh buku atau bacaan di beberapa sudut rumah, entah di ruang tamu, dapur, atau kamar mandi. Sekali-kali sempatkan waktu membaca bersama, dan menikmati buku bersama-sama. Dorong mereka sampai menyukai buku, dan menjadi terbiasa dengannya.

 http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2013/08/16/mengajak-anak-laki-laki-menyukai-buku/
 Sumber: kompas.com

Manfaatkan Dana BOS untuk Perkaya Perpustakaan


  LEWOLEBA — Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Lembata, Alex T Making, mengingatkan para kepala sekolah di daerah itu agar memanfaatkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk memperkaya perpustakaan.

  Peringatan Alex ini disampaikan kepada Pos-Kupang.Com, Selasa (27/3/2012), setelah melihat kenyataan masih minimnya buku-buku pengadaan kepala sekolah dari dana BOS.  Peringatan ini juga sekaligus menanggapi keluhan beberapa kepala sekolah di Lembata terkait kebijakan Dinas PPO Lembata mengambil alih pengadaan buku yang seharusnya diadakan oleh kepala sekolah masing-masing.
Alex  mengatakan, keputusan Dinas PPO Lembata memfasilitasi pengadaan buku untuk sekolah-sekolah karena pemerintah melihat banyak sekolah di Lembata belum memiliki perbendaharaan buku, padahal ada alokasi dari dana BOS.

 “Keputusan ini terpaksa kami harus ambil, karena banyak sekolah yang belum memiliki buku BOS. Padahal, buku itu penting untuk kelangsungan pendidikan di sekolah,” kata Alex.
Alex menegaskan, dinas tidak pernah mengambil alih kewenangan sekolah untuk mengadakan buku di sekolah, melainkan memfasilitasi sekolah-sekolah.

 “Kita memberi tawaran, bukan paksaan. Kita hanya memfasilitasi 80 persen sekolah yang ada di Lembata. Selebihnya tidak,” kata Alex.
Alex mengatakan, meski BOS sudah bergulir sejak tahun 2005 lalu, masih ada sekolah yang sama sekali belum memiliki perpustakaan.

 “Kita sudah cek ke sekolah-sekolah. Kita tidak melihat buku-buku pengadaan dari dana BOS. Padahal program ini sudah sejak tahun 2005 lalu,” kata Alex.
Saat ini, kata Alex, buku-buku itu sementara didistribusikan ke sekolah-sekolah di setiap kecamatan di Lembata.

http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2012/04/05/manfaatkan-dana-bos-untuk-perkaya-perpustakaan/

Perpustakaan Los Angeles Rilis Rekaman Terakhir Presiden Nixon di Gedung Putih

   Rekaman pembicaraan telepon rahasia dan beberapa rapat selama 340 jam terakhir Presiden Richard Nixon di Gedung Putih, dirilis Museum dan Perpustakaan Nixon di Los Angeles.
Museum dan Perpustakaan Nixon di pinggiran kota Los Angeles mengatakan petikan-petikan pembicaraan 340 jam terakhir Presiden Richard Nixon di Gedung Putih, terjadi antara tanggal 9 April hingga 12 Juli 1973, beberapa hari sebelum sistem rekaman rahasia itu diungkapkan kepada komite Senat yang menyelidiki skandal Watergate.

   Rekaman itu mencakup pembicaraan tentang beberapa isu – termasuk Watergate, Vietnam dan KTT antara Presiden Amerika Richard Nixon dan pemimpin Uni Sovyet Leonid Brezhnev. Tokoh-tokoh politik yang ada dalam rekaman itu antara lain George HW. Bush, Ronald Reagan, Gerald Ford, Alexander Haig dan Henry Kissinger.
Rekaman itu juga mencakup petikan pertemuan dan telepon dengan kepala-kepala negara, termasuk Haile Selassie dari Ethiopia, Giulio Andreotti dari Italia, Willy Brandt dari Jerman dan Pierre Trudeau dari Kanada.
Rekaman-rekaman audio itu merupakan bagian terakhir rekaman sepanjang tiga ribu jam yang dibuat antara bulan Februari 1971 dan Juli 1973.

   Perpustakaan itu juga menyediakan lebih dari 140 ribu halaman materi cetak.
Masa jabatan kedua Richard Nixon dengan cepat dihantam skandal Watergate yang berawal tahun 1972 ketika beberapa pejabat terkait komite pemilihan kembali Nixon, memasuki markas Partai Demokrat untuk berupaya memperoleh informasi memalukan tentang lawan-lawan politiknya.
Rekaman itu mencakup periode ketika terjadi pengunduran diri dua pejabat tinggi Gedung Putih dan jaksa agung dalam satu hari, penunjukkan jaksa khusus Watergate dan pembentukan komite Senat yang akan mendengar kesaksian yang memberatkan.
Menghadapi pemakzulan dan kemungkinan dakwaan kriminal, Richard Nixon mengundurkan diri tanggal 9 Agustus 1974, lebih dari satu tahun setelah rekaman pembicaraan itu berakhir. Nixon diampuni satu bulan kemudian oleh Presiden Gerald Ford.
Rekaman lain sepanjang 700 jam semasa Richard Nixon di Gedung Putih masih bersifat rahasia atau terbatas karena alasan privasi dan keamanan nasional.

(http://beritaperpustakaan.wordpress.com/2013/08/23/perpustakaan-los-angeles-rilis-rekaman-terakhir-presiden-nixon-di-gedung-putih/)